• About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
Tech News, Magazine & Review WordPress Theme 2017
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • Review
  • Gaming
  • Gear

    Trending Tags

    • Best iPhone 7 deals
    • Apple Watch 2
    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • iOS 10
    • iPhone 7
    • Sillicon Valley
  • Computers
  • Applications
  • Security
No Result
View All Result
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • Review
  • Gaming
  • Gear

    Trending Tags

    • Best iPhone 7 deals
    • Apple Watch 2
    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • iOS 10
    • iPhone 7
    • Sillicon Valley
  • Computers
  • Applications
  • Security
No Result
View All Result
Citypedia ID
No Result
View All Result
Home Culture

Warga Keluhkan Kebisingan Turis, Ini Seharusnya Langkah Pemerintah

by ludhy
17/07/2024
in Culture

Wisatawan asing memenuhi jalan-jalan di Bukchon Hanok, sebuah desa kuno dengan rumah-rumah tradisional. Foto: Rhee Soo-young/CNN

Share on FacebookShare on Twitter

MICEPLUS.ID – Pariwisata yang berlebihan atau overtourism bukanlah hal yang menyenangkan. Devisa yang masuk berlimpah itu, ternyata juga membawa ketidaktenteraman masyarakat yang menjadi tuan rumah.

Fenomena overtourism tersebut mendorong pihak berwenang di Korea Selatan mengumumkan kontrol dan langkah-langkah yang lebih ketat untuk melindungi distrik desa tradisional bersejarah, Bukchon Hanok. Desa yang berada di pusat kota Seoul tersebut menjadi magnet bagi kerumunan wisatawan. Mereka membanjiri jalan-jalan Buckhon Hanok dan menyebabkan perselisihan dengan penduduk setempat mengenai berbagai masalah selama bertahun-tahun.

Bukchon Hanok dikenal dengan rumah tradisional Korea yang disebut “hanok”. Bukchon juga terletak di dekat landmark budaya lainnya seperti kuil leluhur kerajaan Jongmyo dan istana megah Gyeongbokgung dan Changdeokgung.

Arsitektur rumah-rumah pedesaan yang indah dan terawat baik, membuat Desa Bukchon Hanok adalah salah satu tempat wisata paling populer di Seoul – menarik ribuan pengunjung setiap hari. Namun jumlah wisatawan jauh melebihi jumlah penduduk dan keluhan mengenai kebisingan, prilaku buang sampah sembarangan, dan masalah privasi di sekitar kawasan tersebut telah meningkat selama bertahun-tahun.

Untuk meredakan ketegangan dan mengendalikan kerumunan, pejabat distrik tersebut mulai membatasi akses wisatawan ke desa populer tersebut mulai awal Oktober 2024. Kawasan ini akan ditetapkan sebagai “kawasan pengelolaan khusus” pertama di negara tersebut berdasarkan Undang-Undang Promosi Pariwisata Korea Selatan.

Salah satu upayanya adalah mengeluarkan aturan khusus mengenai jam malam yang ketat bagi non-penduduk setiap hari antara pukul 17.00 hingga 10.00 pagi. Bus sewaan yang membawa wisatawan akan dibatasi di beberapa bagian. Tujuannya adalah untuk mengurangi lalu lintas dan menjadikan Bukchon berpusat pada pejalan kaki.

Tiga zona berkode warna – merah, oranye dan kuning – juga akan ditetapkan untuk memungkinkan pemerintah daerah mengendalikan dan memantau kerumunan orang di wilayah yang paling padat penduduknya. Denda juga akan dikenakan pada pelanggar. Menyusul keluhan masyarakat, tanda-tanda dalam empat bahasa yang memperingatkan wisatawan tentang tingkat kebisingan dipasang pada tahun 2018.

Daerah ini dulunya merupakan tempat tinggal bagi pejabat tinggi dan bangsawan pada era raja-raja Joseon, yang memerintah Korea dari tahun 1300-an hingga tahun 1910. Saat ini, daerah ini menjadi rumah bagi sekitar 6.000 penduduk dan juga terdapat bisnis seperti penginapan, toko kerajinan. dan kafe – dengan beberapa spot foto yang menonjol.

Namun, beberapa orang yang tinggal dan bekerja di wilayah tersebut menganggap kebijakan baru tersebut hanyalah “omong kosong”. Pemilik kafe Lee Youn-hee mengatakan kepada CNN, bahwa wisatawan biasanya berangkat setelah matahari terbenam, karena mereka kebanyakan berada di sana untuk mengambil foto.

“Pada musim dingin, pengunjung akan pergi pada pukul 5 sore dan saat musim panas mungkin pada pukul 6 sore karena siang hari lebih panjang,” kata Lee. “Ini tidak akan membuat perbedaan besar.”

Di Seoul, sekitar 6,6 juta wisatawan domestik dan luar negeri diyakini telah mengunjungi Bukchon pada tahun 2023, menurut data pemerintah. “Saya pikir penting bagi wisatawan untuk menghormati mereka yang tinggal di sini,” kata Sindere Schoultz, seorang turis asal Swedia, kepada CNN. “Kami ingin datang ke sini dan bersenang-senang, tetapi kami tidak ingin menginjak-injak seseorang dan bersikap tidak sopan.”

Turis Swedia lainnya, Emma Hägg, mengatakan dia memahami alasan di balik larangan tersebut. “Saya tidak keberatan,” katanya. “Saya sepenuhnya memahami alasannya dan ada baiknya mereka masih menginginkan kami.”

Overtourism Masalah Global yang Semakin Meningkat

Namun Seoul tidak sendirian. Banyak kota di dunia yang kesulitan menemukan keseimbangan antara pendapatan pariwisata yang sangat dibutuhkan dan mempertahankan daya tariknya bagi penduduknya.

Wisatawan yang mengunjungi Barcelona pada pekan ini disemprot air oleh pengunjuk rasa yang berbaris melalui kawasan wisata populer. Mereka berdemonstrasi menentang pariwisata massal di kota tersebut. Kota laguna Venesia di Italia memberlakukan biaya uji coba pada bulan April untuk membatasi jumlah pengunjung harian.

Overtourism telah lama menjadi masalah di Jepang, dan situasinya memburuk dengan cepat sejak negara tersebut dibuka kembali pascapandemi. Di Jepang, lereng Gunung Fuji telah mengalami peningkatan kemacetan lalu lintas manusia. Akibatnya, kaki bukit dipenuhi sampah, serta perilaku wisatawan yang buruk.

Wisatawan yang tidak terkendali khususnya menjadi masalah di Kyoto, salah satu kota wisata paling populer di Jepang, yang terkenal dengan distrik geisha Gion yang ikonik. Laporan tentang “geisha paparazzi” memicu kemarahan publik dan mendorong pejabat kota untuk mengambil tindakan. Bali pun mengalami hal yang sama, bagaimana langkah pemerintah Indonesia?

Tags: BaliBuckhon HanokKoreaovertourismpariwisata
Next Post
Meneropong Potensi Wisata Ujung Barat Indonesia

Meneropong Potensi Wisata Ujung Barat Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended.

Akhirnya Filipina Juga Tergiur Wisata Halal

Akhirnya Filipina Juga Tergiur Wisata Halal

June 14, 2024
Vaksinasi Karyawan Gets Hotel Semarang

Vaksinasi Karyawan Gets Hotel Semarang

June 10, 2021

Subscribe.

Trending.

Peringati Hari Bumi, Hotel Accor Semarang Lakukan Aksi Plogging To Keep Fit

Peringati Hari Bumi, Hotel Accor Semarang Lakukan Aksi Plogging To Keep Fit

May 28, 2022
Semangat Berbagi Dibulan Suci Bersama Mg Setos Hotel Semarang

Semangat Berbagi Dibulan Suci Bersama Mg Setos Hotel Semarang

April 5, 2022
2nd Anniversary Horison Nindya We are Ready to GO

2nd Anniversary Horison Nindya We are Ready to GO

December 17, 2020
Dari Embung Kaliaji, Budaya Sleman Dilestarikan

Dari Embung Kaliaji, Budaya Sleman Dilestarikan

September 19, 2024
Sandiaga Uno Optimis Semarak Jejaring Kabupaten/Kota (JEJAKK) Kreatif Indonesia 2023 Mampu Ciptakan Peluang Lapangan Kerja Baru Berkualitas

Sandiaga Uno Optimis Semarak Jejaring Kabupaten/Kota (JEJAKK) Kreatif Indonesia 2023 Mampu Ciptakan Peluang Lapangan Kerja Baru Berkualitas

May 19, 2023
Citypedia ID

We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

Follow Us

Categories

  • Business
  • Culture
  • Destinasi
  • Economy
  • Event
  • Hiburan
  • Hotel
  • Info Bisnis
  • Info Hotel
  • Kawasan
  • Kuliner
  • Leisure
  • Lifestyle
  • MICE
  • Tempat Wisata
  • Transportasi
  • Travel
  • Uncategorized
  • Venue
  • World

Tags

aplikasi Bali BBTF 2024 CHSE GranDhika Hotel Desa Wisata gathering Grand Candi Hotel GranDhika Hotel Semarang harris hotel Harris Hotel Semarang harris Semarang Hotel Hotel Ciputra Semarang Hotel Semarang Indonesia Jepang kapal pesiar Korea Selatan kuliner MG Setos Hotel MICE miceplus.id Microsoft overtourism PADI pariwisata pariwisata berlebihan Pelabuhan Benoa penerbangan press release sandiaga uno Singapura Spanyol sport tourism Sumba Surabaya tarif ganda UNESCO wellness tourism wisata wisata halal wisata kebugaran wisatawan wisatawan mancanegara wisman

Recent News

WITF 2024 Undang Para Pebisnis Pariwisata untuk Datangkan Wisatawan Mancanegara

WITF 2024 Undang Para Pebisnis Pariwisata untuk Datangkan Wisatawan Mancanegara

September 21, 2024
Dari Embung Kaliaji, Budaya Sleman Dilestarikan

Dari Embung Kaliaji, Budaya Sleman Dilestarikan

September 19, 2024
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2025 Citypedia.id - Premium WordPress news & magazine theme by Citypedia.

No Result
View All Result
  • Home
  • Review
  • Apple
  • Applications
  • Computers
  • Gaming
  • Gear
    • Audio
    • Camera
    • Smartphone
  • Microsoft
  • Photography
  • Security

© 2025 Citypedia.id - Premium WordPress news & magazine theme by Citypedia.